Seorang pengunjung di Goa Pawon, di Cipatat,
Padalarang, Bandung, (23/11). Gua yang luasnya 300 meter persegi lebih
itu terdiri dari beberapa rongga seperti kamar, juga beberapa jendela
alami yang besar.Jawa
Barat memiliki sepuluh gua terpopuler yang punya potensi dan daya tarik
wisata yang cukup tinggi bagi wisatawan dalam dan luar negeri.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, gua-gua itu
antara lain Gua Sunyaragi dan Gua Kelelawar. Setiap gua itu memiliki
sejarah dan temuan arkeologi yang memperkuat keberadaan gua di masa
lampau.
"Gua-gua itu memiliki potensi besar dan biasanya berada
dalam satu kawasan dengan obyek wisata lain di daerah itu, sehingga
keberadaannya saling mendukung," kata Kepala Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Jawa Barat H. Nunung Sobari, Selasa, 14 April 2015.
Di bawah ini sepuluh gua terpopuler itu.
1. Gua Sunyaragi di Cirebon
Gua
ini adalah situs unik di pinggiran Kota Cirebon. Gua Sunyaragi
menempati lahan seluas 15.000 meter persegi dan merupakan milik Keraton
Kasepuhan secara turun temurun. Bentuknya yang unik dengan rongga-rongga
dan lorong-lorong yang berliku dan gelap menyerupai gua, sehingga
membuatnya dikenal dengan Gua Sunyaragi. Situs ini awalnya merupakan
Taman Kelangenan (Taman Kenikmatan) atau Taman Sari, yang fungsi
utamanya untuk menyepi, maka dikenal pula sebutan Taman Kelangenan
Sunyaragi. "Sunya" berarti "sunyi" atau "sepi" dan "ragi" berarti
"raga".
2. Gua Belanda di Dago Pakar, Bandung
Gua
Belanda ini merupakan gua buatan kolonial Belanda untuk sistem
pertahanan di Bandung dan kini masuk Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.
Belanda membangun jaringan terowongan ini untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Air Bengkok. Ada 15 lorong dan dua pintu masuk setinggi 3,2 meter
untuk terowongan ini.
3. Gua Jepang di Dago Pakar, Bandung
Saat
Jepang menjajah Indonesia, tentara Jepang mengambil alih Gua Belanda
dan membangun gua lainnya sebagai basis pertahanan mereka yang tidak
jauh dari Gua Belanda.
4. Gua Lalay atau Gua Kelelawar di Kabupaten Sukabumi
Gua
Kelelawar berada di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, dan menjadi tempat
bersarangnya jutaan kelelawar yang memberikan pemandangan tersendiri
pada saat hewan malam itu terbang mengudara.
5. Gua Jepang di Pananjung, Pangandaran
Gua
ini terdapat di Penanjung, tepatnya di kompleks Cagar Alam Pangandaran.
Gua itu bekas pertahanan Jepang pada masa Perang Dunia II.
6. Gua Lanang di Pananjung, Pangandaran
Gua
ini terletak di kawasan Cagar Alam Pananjung Pangandaran. Menurut
legenda, dulu gua ini adalah Keraton Kerajaan Pananjung yang dipimpin
Prabu Anggalarang dan permaisuri Dewi Siti Samboja atau Dewi Rengganis
serta Patih Aria Kidang Pananjung. Prabu Anggalarang adalah seorang
laki-laki yang gagah dan sakti, sehingga dijuluki Sang Lanang.
7. Gua Pawon di Kabupaten Bandung Barat
Gua
ini terletak di atas ketinggian 601 meter di atas permukaan laut dan
terletak di bukit daerah penambangan batu kapur. Pada masa lalu gua ini
merupakan tepian danau purba. Berdasarkan hasil survei AC de Young dan
GHR von Koenigswald pada 1930-1935 ditemukan alat-alat budaya pada masa
lalu.
8. Gua Siluman atau Buni Ayu di Sukabumi
Gua
alam di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.
Pemandangannya yang indah di dalamnya membuat gua ini populer. Ada
beberapa kegiatan penelusuran gua (
caving) di sini dengan beberapa tingkat kesulitan.
9. Gua Malawang di Tasikmalaya
Gua
di Kabupaten Tasikmalaya ini merupakan komplek gua yang terletak di
tengah perkebunan. Masyarakat sekitar memberinya bermacam nama, seperti
Malawang, Batu Masigit, Keraton, Oyod, dan Gorin. Nama gorin (semacam
tempayan air dari gerabah) diberikan berdasarkan temuan gorin oleh
Taryana, Kepala Sekolah SKB Tasikmalaya, pada 1993 di salah satu gua.
Pada penelitian berikutnya, Balai Arkeologi Bandung menemukan antara
lain gerabah, keramik, alat batu berupa perkutor dan kapak batu, serta
tulang-tulang binatang.
10. Gua Tambang Emas Pongkor di Kabupaten Bogor
Ini
bekas terowongan penambangan emas milik Unit Bisnis Penambangan Emas
Pongkor PT Aneka Tambang Tbk. Antam pertama kali mengeksploitasinya pada
1974. Di tempat itu pengunjung dapat melihat proses penambangan emas
yang harus melalui serangkaian proses pengeboran, peledakan, pengerukan,
pengangkutan, dan penimbunan kembali. Terowongan itu berdiameter 3,3
meter dan setinggi 3 meter. Apabila terus diikuti, terowongan ini akan
tembus ke Gunung Pongkor, yang jauhnya sekitar 4 kilometer.
Artikel keren lainnya: